Sunday, February 14, 2016

Berada di ‘Sungai Kerit’ ~ Ps.Philip Mantofa

Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 14 Februari 2016 (https://youtu.be/pBkzjIakMjM)

Setiap orang ditempatkan di 'sungai Kerit' yang berbeda. Jadi, ketika ada pengusaha yang meniru kesuksesan pengusaha lain, dia tidak akan sesukses pengusaha yang ditirunya karena Tuhan tidak bisa dilawan. Hiduplah di 'sungai Kerit'mu sendiri atau hiduplah sesuai petunjuk Tuhan. Jangan lari dari 'sungai Kerit'mu meskipun ada masalah di sana. Contoh: Jika ada wanita yang bermasalah dengan suami, jangan menceritakan kejelekan suami kepada orang lain karena itu tidak menyelesaikan masalah. Hadapilah dan selesaikan masalah tersebut bersama suamimu.

Ketaatan Bawa Sukacita
Seharusnya setiap orang bisa mendengar suara Tuhan. Kalau bisa mendengar suara setan berupa pikiran-pikiran negatif, mengapa tidak bisa mendengar suara Tuhan? Semakin sering kita mendekat kepada-Nya, semakin kita peka mendengar suara-Nya. Semakin kita peka mendengar suara-Nya, kesalahan kita akan semakin berkurang dan berkat akan mendatangi kita. Namun, ada orang tertentu yang hanya mencari berkat tanpa mau taat sehingga mencari orang yang mau mengucapkan berkat-berkat bagi dirinya. Meskipun demikian, tanpa ketaatan tidak akan ada berkat. Roh Kudus akan mengkoreksi mereka dulu.

Jangan hanya mengharapkan perkara supranatural terjadi. Lakukan pula perkara yang natural. Contoh: Kita berdoa agar anak-anak tidak menjadi korban pornografi. Maka, sebaiknya kita pun turut menjaga dengan tidak membiarkannya membuka internet sendirian. Contoh lain: Agar tidak terjadi perbuatan asusila, pria atau wanita jangan masuk ke kamar lawan jenisnya. Ada pintu dan dinding sebagai batasan natural yang harus diperhatikan.
Kisah Para Rasul 8:38-39  Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
Jangan menunggu kereta kuda. Naiklah becak atau jalan kaki.
Catatan Penulis: "Okey dech... karena belum ada kereta kuda, sementara ke gerejanya jalan kaki saja hingga titiku kembali dari luar pulau. Lebih hemat dan lebih sehat... wkwkww... Bahkan, jauh lebih cepat daripada mobil-mobil dan becak yang tadi terjebak macet. Namun, kalau ke kantor, ya naik ojek saja dan pulangnya nebeng teman... hehehe... kalau terpaksa, baru jalan kaki. Tapi, kenapa ya 'sungai Kerit'ku semakin jauh? Memang benar-benar semakin sulit sich tetapi tetap saja masih bisa dilakukan karena 'gagak-gagak'nya benar-benar ada... hahaha..."

Jika mengharapkan orang tua atau sanak keluargamu menerima Tuhan, jangan hanya berdoa. Mulai lakukanlah perkara natural dengan mengajak mereka ke gereja. Harus pdkt (pendekatan) dulu. Lakukanlah 2-3 langkah dan 97 langkahnya akan Tuhan kerjakan secara supranatural.

Catatan Penulis: Wah... tiap minggu sudah kuajak ke gereja tetapi tidak mau dan suatu hari dijawab: "titip salam saja untuk Yesus". Ketika kujawab: "Lho... lebih enak ngomong sendiri", jawabnya: "nggak bisa ... masih sibuk ini dan itu". Diputerin lagu-lagu rohani dan diberi bacaan rohani Kristen juga belum tergerak. Diceritain kesaksian ini dan itu jawabannya tetap sama: "iya... itu dicocok-cocokkan, semua agama memang baik tapi selanjutnya semua ya  tergantung kepada orangnya: mau melakukan atau tidak." Kalau kukatakan Alkitab itu yang benar, eh malah balik ditanya: "Kamu kenal langsung sama penulisnya?" Kalau kubilang penulisnya Tuhan sendiri tetapi disampaikan lewat manusia, langsung saja dijawab: "Kamu lihat sendiri ketika Tuhan menyampaikan? Bisa saja kamu ditipu." Wew... kalau sudah begini, ya susah jawabnya.

Philip Mantofa: "Yang orang tua atau keluarganya belum menerima Yesus, angkat tangannya."
Penulis: "Nah, yang ini ikut angkat tangan saja supaya Tuhan turun tangan...^.^"

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.